Komandan Korem 161/Wira Sakti Kupang Kolonel Inf Edison Napitupulu  mengatakan, TNI akan terus membenahi infrastruktur pendukung personel  yang bertugas di wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur. 
"Infrastruktur  pendukung yang sangat dibutuhkan prajurit di perbatasan saat ini adalah  komunikasi dan air bersih,". Beliau mengemukakan hal itu menjawab  pertanyaan seputar perhatian TNI terhadap infrastruktur bagi personel  yang bertugas di wilayah perbatasan antara Nusa Tenggara Timur dan Timor  Leste pada acara silahturrahmi dengan wartawan di Kupang, Senin,  (20/6).
Para prajurit yang bertugas di wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste umumnya masih menghadapi berbagai persoalan hidup. Selain tempat tinggal, masalah utama mereka adalah air bersih dan tidak bisa akses komunikasi dengan dunia luar.
Di pos  perbatasan Haumeni Ana misalnya tidak ada air bersih, sehingga para  prajurut harus mencari air ke pulau seberang dengan menggunakan perahu  karet. Selain itu, di pos Maliana punya persoalan lain lagi. Di daerah  ini tidak ada sinyal telepon sehingga para prajurit tidak bisa  berkomunikasi dengan keluarga atau mengirim informasi cepat jika ada  kejadian di perbatasan kepada Komando. Kekurangan ini mempersulit para  prajurit untuk menjaga perbatasan, papar Danrem.
"Khusus masalah  komunikasi kami telah mengajak petugas dari Telkomsel untuk melakukan  survei ke lokasi tetapi kemungkinan baru bisa dibangun BTS pada November  mendatang", katanya. Menurut Danrem, masih banyak kekurangan yang  dihadapi para prajurit, tetapi secara perlahan akan terus dibenahi agar  dapat mempermudah masyarakat berkomunikasi dengan dunia luar sekaligus  mendukung tugas TNI untuk menjaga perbatasan pulau teluar indonesia.
Kedepan nanti mereka yang bertugas di wilayah perbatasan bisa dengan  mudah mendapat akses air bersih maupun komunikasi dengan dunia luar,  demikian harapan Danrem.
TNI-AD

Tidak ada komentar:
Posting Komentar