Militer Amerika Serikat (AS) berminat memperluas kerjasama dengan  Indonesia dan negara-negara tetangga dengan mengupayakan mekanisme  tanggap darurat dan bantuan kemanusiaan yang lebih efektif di  daerah-daerah pesisir yang terkena bencana alam. Ini mengingat  wilayah-wilayah pesisir di Samudera Pasifik, termasuk Indonesia, sangat  rentan dilanda gempa bumi dan tsunami. 
Kerjasama itu menjadi  salah satu agenda yang dibawa Panglima Armada ke-7 Militer AS, Laksamana  Madya Scott van Buskirk, dalam kunjungan tiga hari ke Indonesia.
"Wilayah pesisir di kawasan Pasifik, seperti yang terjadi di Jepang baru-baru lalu, menunjukkan betapa rentannya kawasan ini dari gempa bumi dan tsunami. AS pun tahun ini sering dilanda angin topan. Indonesia juga sering dilanda bencana alam. Maka penyaluran bantuan darurat ke wilayah bencana telah menjadi isu yang penting bagi banyak angkatan laut di mancanegara," kata van Buskirk dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis 16 Juni 2011.
Menurut dia, sudah ada pembicaraan di kalangan  Angkatan Laut antarnegara untuk membuat suatu acuan umum dalam  berkomunikasi dan berkoordinasi bila ada salah satu wilayah yang terkena  bencana alam. Kapal militer yang terdekat bisa langsung menuju ke suatu  wilayah untuk memberi bantuan darurat kepada penduduk setempat. 
"Intinya  adalah suatu koordinasi yang efektif. Jadi kami bisa tahu bagaimana  bertindak. Armada ke-7, misalnya, memiliki kapal atau pesawat untuk  tugas reaksi cepat. Kami bisa melakukan tugas secara baik tidak saja  dengan bergerak cepat namun juga mampu berkoordinasi untuk memberi  tanggapan," kata van Buskirk. 
Armada yang dia pimpin mampu untuk  menyalurkan bantuan kepada wilayah yang membutuhkan pertolongan di  negara lain. Itulah yang baru-baru ini mereka lakukan di Jepang, yang  dilanda gempa dan tsunami 11 Maret lalu. Armada 7 pun menjadikan  Singapura sebagai pusat logistik untuk penyaluran bantuan.  
Maka,  van Buskirk berharap ada koordinasi yang efektif dengan pemerintah  dengan negara-negara tetangga, seperti Indonesia dan Filipina. "Itulah  yang menjadi salah satu kerjasama penting yang kami cari dan Laksamana  Soeparno [Kepala Staf TNI AL] menyambut baik isu itu," kata van Buskirk.
Sebagai  Panglima Armada ke-7 militer AS, yang beroperasi dari Samudera Pasifik  sebelah barat hingga Samudera Hindia, van Buskirk memiliki 70 kapal dari  berbagai tipe, 200 pesawat, dan 40.000 personel Angkatan Laut dan Korps  Marinir.        
Van Buskirk mengunjungi Indonesia selama tiga  hari sejak 15 Juni 2011. Selama kunjungan van Buskirk bertemu dengan  Kepala Staf TNI AL, Laksamana Soeparno dan Panglima Armabar Laksamana  Muda Hari Bowo. Van Buskirk juga memberi kuliah umum di Sekolah Staf  Komando AL.
VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar