10 Oktober 2011

KRI SIM-367 Sebagai MIO-COMMANDER

Pemeriksaan data kapal-kapal yang akan masuk ke Lebanon melalui komunikasi radio
 
KRI 367 Sultan Iskandar Muda (SIM)  telah berada 2 hari di AMO (Area of Maritime Operation) melaksanakan MIO (Maritime Interdiction Operation) dan Air Surveillance sepanjang 180 Km garis pantai Lebanon, untuk mencegah masuknya senjata illegal dan bahan terkait lainya yang masuk lewat perairan Lebanon, serta melatih LAF-Navy berdasarkan mandat UNSCR (United Nations Security Council Resolution) 1701.






Untuk yang pertama kali KRI SIM 367 dengan Dansatgas Maritim, TNI Konga XXVIII-C/ Unifil, Letkol Laut (P) Agus Hariadi, sebagai MIO-Commander dan AAWC (Anti Air Warfare Coodinator) bersama kapal-kapal perang dari Jerman (FGS Ensdorf M-1094, FGS Passau M-1096, FGS Werra A-514, FGS Hyane P-6130, FGS Zobel P-6125), Bangladesh (BNS Osman F18, BNS Madhumati P 911), Yunani (HS Roussen P-67) dan Turki (TCG Bandirma F502) yang berpatroli di sekitar Perairan Lebanon.

KRI SIM 367 menjadi satu-satunya kapal pembawa helikopter dan bertugas sebagai HEC (Helicopter Element Control). Heli NBO-105 NV 409 dengan nama panggilan “Garuda” menjadi kepanjangan mata dan telinga. KRI SIM 367 dalam melaksanakan tugas sebagai MIO-Commander, melalui misi-misi seperti ISR (Identification Surveillance And Recognition), SAR (Search And Rescue), Training, CASEVAC (Casualty Evacuation) dan MEDEVAC (Medical Evacuation).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...