BELITUNG, KOMPAS.com — TNI AU akan menempatkan satu skuadron pesawat tanpa awak di Lapangan Udara TNI AU Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. Skuadron itu akan direncanakan minimal berkekuatan enam pesawat tanpa awak.
Panglima Komando Operasi I TNI AU Marsekal Muda Sunaryo mengatakan, saat ini fasilitas di Supadio sedang disiapkan agar bisa dijadikan markas pesawat tanpa awak. "Untuk pelatihan personelnya masih dikaji kapan akan mulai dilakukan," ujarnya disela latihan TNI AU dengan sandi Operasi Jalak Sakti 2011 di Belitung, Selasa (26/7/2011).
Skuadron itu rencananya akan diperkuat minimal enam pesawat tanpa awak. Skuadron itu akan menjadi kesatuan pesawat tanpa awak milik Indonesia. "Sedang dijajaki pengadaan (pesawat) buatan Afrika Selatan," ujarnya.
Sunaryo juga mengungkapkan, jet tempur buatan Korea Selatan akan ditempatkan di Medan, Sumatera Utara. Penempatan itu rencananya akan mulai dilakukan tahun 2012. "Di Medan nanti satu skuadron," ujarnya.
Sementara itu, Komandan Wing I Lapangan Udara Halim Perdana Kusumah Kolonel Penerbang Tribowo Budi mengatakan, jet sejenis akan ditempatkan juga di Manado. Waktu penempatan juga diperkirakan tahun depan. "Konsep kerja samanya adalah transfer teknologi antara Korea Selatan dan Indonesia. Korea Selatan dan Indonesia akan membangun bersama jet tempur canggih," ujarnya.
Dua lapangan udara itu paling dekat dengan wilayah perbatasan yang ramai dilewati pihak asing. Lanud Medan berdekatan dengan Selat Malaka. Sementara itu, Lanud Manado mengawasi kawasan timur Indonesia. "Sedapat mungkin alutsista (alat utama sistem persenjataan) ini dimaksimalkan untuk menjaga wilayah," ujar Tribowo.
Pengganti Sunaryo mengatakan, pengadaan jet tempur buatan Korea Selatan itu untuk mengganti armada saat ini. Beberapa armada, seperti Hawk buatan Inggris dan F5 buatan Amerika Serikat, sudah tua dan harus diganti. "Alusista sedang dimodernisasi dengan alat yang lebih canggih dan variatif," tuturnya.
Selain dengan Korea Selatan, Indonesia juga menjajaki pembelian jet tempur dengan Brasil dan Rusia. Selain itu, Indonesia mendorong perusahaan dalam negeri untuk memproduksi alutsista. "Hal itu kewenangan mabes," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar