F-16 Alabama ANG (Air National Guard) |
Kalangan parlemen dari Komisi I DPR RI mengatakan, hibah F-16 dari pemerintah AS untuk Indonesia akan dibahas ulang. Anggota Komisi I DPR RI Effendi Choirie mengatakan di Jakarta Minggu (9/10), kepastian pembahasan ulang terkait hibah pesawat tempur F-16 dari AS kepada Indonesia itu akan digelar pekan depan.
“Sekarang kita sedang membicarakannya dengan Menteri Pertahanan dan Wakil Menhan, tentang masalah hibah dari AS. Meskipun itu hibah, tapi itu sama dengan membeli karena kita masih harus mengeluarkan uang sekitar tiga triliun Rupiah. Kami tidak akan menerimanya kalau hibah tersebut tanpa disertai persenjataannya, inilah yang sedang diajukan untuk kita bahas," demikian ujar Effendi Choirie.
Effendi mengatakan, pada prinsipnya pihak parlemen memberikan dukungan penuh kemitraan Indonesia dengan AS di bidang pertahanan, terutama dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista).
Menurut Effendi, salah satu yang cukup penting untuk didorong terkait kemitraan atau kerjasama dengan pihak asing. Antara lain dapat berdampak langsung terhadap peningkatan kemampuan industri persenjataan dalam negeri dan terjadinya alih teknologi.
Menurut Effendi, salah satu yang cukup penting untuk didorong terkait kemitraan atau kerjasama dengan pihak asing. Antara lain dapat berdampak langsung terhadap peningkatan kemampuan industri persenjataan dalam negeri dan terjadinya alih teknologi.
"Kita diminta oke kita setujui, namun semua harus dibuat dalam negeri. Jadi ada alih teknologi,” penjelasan dari anggota Komisi I DPR RI tersebut. Beberapa negara yang menjadi mitra Indonesia bidang pertahanan, antara lain Rusia, Tiongkok, Spanyol, Inggris, Korea Selatan dan beberapa negara anggota ASEAN, termasuk Brunei Darussalam.
Penegasan serupa juga disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam amanatnya, saat memimpin upacara HUT ke-66 TNI di Mabes TNI, Cilangkap Jakarta. Presiden meminta Panglima TNI agar mengembangkan doktrin dan profesionalisme TNI, seiring dengan pembangunan alutsista yang lebih modern.
“Di tahun 2012 mendatang, anggaran pertahanan kita naikkan dari Rp 47,5 Triliun pada 2011 menjadi Rp 64,4 Triliun di tahun 2012, atau naik lebih dari 35 persen", kata presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pekan lalu, salah satu industri strategis pertahanan yang dimiliki Indonesia, PT. Dirgantara Indonesia dan lembaga pertahanan Spanyol, European Aeronautic Defense and Space (EADS)-CASA, akan bersinergi merancang pembuatan pesawat Airbus Military C295, guna memenuhi kebutuhan Angkatan Udara Republik Indonesia.
Kedua pihak sepakat untuk membuat enam hingga sembilan pesawat di Indonesia. Sisanya akan dibangun di fasilitas pabrik pesawat terbang milik Airbus Military di San Pablo, Sevilla, Spanyol. Peneliti bidang pertahanan Teuku Ardhiansyah optimis, Indonesia menjadi salah satu negara dengan kemampuan persenjataan terbesar di Asia di masa depan.
“matra terbesar, itu di Angkatan Darat sekarang, kita harus bahas lebih proporsional, perimbangan komposisi matra laut dan matra udara. TNI harus mengembangkan strategi dengan membangun kemitraan strategis dengan negara-negara di Pasifik”, kata Ardhiansyah.
Kalangan pakar memperkirakan jumlah total personil militer Indonesia sekitar 500 ribu personil, merupakan salah satu yang terbesar di Asia, terutama personil militer terlatih, termasuk personil militer yang berpatisipasi aktif dalam pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Menurut kalangan pakar, Indonesia berkewajiban memperkuat kemitraan antar institusi, terutama dalam menghadapi beragam tantangan, antara lain ancaman kejahatan terorisme yang masih cukup menonjol dan cukup meresahkan masyarakat.
Sumber VOA di Mabes TNI menyebutkan, dalam waktu dekat TNI dan Polri akan kembali menggelar latihan gabungan antiteror terbesar tahun ini, berlangsung pada 27 Oktober 2011. Latihan tersebut digelar guna meningkatkan kemampuan kedua institusi dalam penanggulangan terorisme.
Latihan gabungan antiteror tersebut digelar dengan nama "Waspada Nusa III". sebelumnya latihan serupa pernah digelar pada tahun 2008 dan 2010, dengan mengambil beberapa lokasi untuk simulasi di beberapa kawasan vital dan strategis di ibukota Jakarta.
Voa-news
Tidak ada komentar:
Posting Komentar