INILAH.COM, Barabai - Sebanyak 650 orang Prajurit TNI Yonif 621/Manuntung Barabai akan segera dikirim sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Republik Indonesia - Malaysia.
Sesuai jadwal yang ada, mereka akan diberangkatkan pada 15 September 2011 nanti melalui Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.
Demikian
disampaikan Dandim 1002/Barabai Letkol Infanteri Heri Pribadi,usai
memimpin acara penciuman tunggul/panji kebesaran Yonif 621/Manuntung di
halaman Markas Komando Yonif 621/Manuntung oleh 650 orang prajurit TNI,
Senin (12/9) malam. Menurut Heri, kegiatan tersebut merupakan tradisi
para prajurit TNI sebelum berangkat melaksanakan tugas negara.
“Mereka
akan menempati 29 pos penjagaan dan mengamankan seluas 1.350 kmgaris
batas dan patok perbatasan RI - Malaysia. Mulai dari Sebatik sampai Kutai
Barat, Kalimatan Timur sampai dengan sandi Satgas PAMTAS RI-Malayasia
Tahun 2011. Mereka menggantikan Satgas Pamtas 631Palangkaraya dan akan
bertugas selama 1 tahun,” ujarnya.
Dikatakan Heri, Rabu (15/9)
kemarin satuan tempur yang sudah terlatih ini akan diberangkatkan dan
dilepas oleh Danrem 101/Antasari Kolonel Infanteri Komaruddin S dari
Pelabuhan Tri Sakti Banjarmasin menggunakan KRI Teluk Parigi dengan
Nomor Lambung 539 yang akan berlayar selama 5 hari. Jalurnya adalah
mulai Banjarmasin - Balikpapan - Nunukan. Selanjutnya, terangnya, mereka
akan menempati pos yang telah ada.
Pada malam pelepasan itu di
halaman Markas Komaando Batalyon 621/Manuntungitu, selain tradisi
penciuman tunggul, Heri Pribadi juga secara simbolis mengalungkan
selendang sasirangan kepada Komandan Yonif 621/Manuntung Mayor Inf
Sulaiman Amiruddin sebagai tanda dimulainya tradisi bertugas.
“Sebagai
prajurit TNI, jaga nama Negara dan kesatuan. Saya mengharapkan pulang
secara utuh dan laksanakan tugas sebaik-baiknya.
Tugas adalah kehormatan
dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya serta harus paham dengan seluruh
aspek yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik,” pesannya kepada 650
orang prajurit TNI yang akan berangkat itu.
Sementara, Komandan
Batalyon Yonif 621/Manuntung Mayor Inf SulaimanAmiruddin sebagai
Komandan Satgas PAMTAS RI-Malaysia Tahun 2011 mengungkapkan, musuh utama
bagi prajurit yang bertugas ada di dalam diri mereka sendiri.
Sebab,
ujarnya, sebagai prajurit harus menguasai rasabosan di tengah tugas
berat mengemban misi mulia negara untuk menjaga perbatasan yang sangat
rentan.
“Pasukan kita sudah sangat siap untuk menjalankan tugas.
Kita sudah tigakali melakukan persiapan. Tahap I pengisian materi dengan
belajar teoritentang berbagai pengetahuan dari SKPD terkait, kepolisian
dan Ormas. Tahap II memasuki teknis dasar dan Tahap III mengauasai dan
implementasiseperti teknis tentang drill tempur di Desa Ogut, Kecamatan
Batu Benawa,” ujarnya.
Lebih jauh, Sulaiman menegaskan jika tugas
meraka sebagai Satgas nantibukan hanya menjaga saja. Melainkan juga
mengamankan dan mengawasi hal yang terjadi di perbatasan dengan
melakukan patroli.
Misalnya, sebutnya, menjaga kemungkinan ancaman Illegal Mining, Illegal Logging selain tetap menjaga titik koordinat beberapa patok berbagai klasifikasi tipe yang ada di tiap garis perbatasan mulai Tipe A, B atau C.
Misalnya, sebutnya, menjaga kemungkinan ancaman Illegal Mining, Illegal Logging selain tetap menjaga titik koordinat beberapa patok berbagai klasifikasi tipe yang ada di tiap garis perbatasan mulai Tipe A, B atau C.
“Umumnya daerah perbatasan
memiliki potensi kerawanan yang cukup tinggi,misalnya dari penyelundupan
dan kegiatan ilegal, pelanggaran perbatasan, termasuk mobilitas atau
migrasi penduduk secara ilegal. Nah, hal-hal itulah yang juga menjadi
kewajiban kita sebagai Satgas Pamtas untuk menjaganya,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar