Panser Anoa 6x6 untuk TNI di PT Pindad, Bandung. TEMPO/Prima Mulia |
TEMPO Interaktif, Jakarta
- Brunei Darussalam akan membeli panser buatan PT Pindad.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) akan dilakukan tahun ini juga.
Kepala
Pusat Penerangan Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Hartind Asrin
mengatakan Brunei tertarik membeli panser Anoa 6 x 6 buatan PT Pindad
dan sudah melakukan uji coba terhadap kemampuan panser itu.
"Pembelian pertama satu kompi sebanyak 15 unit," katanya kepada Tempo, pekan lalu.Hartind mengatakan ini merupakan rencana pertama dari pembelian sebanyak satu batalion atau total 35 unit panser.
Brunei sudah menguji coba ketahanan kendaraan jenis angkutan personel sedang (Armoured Personnel Carrier/APC) itu. Brunei tertarik karena penser bermesin Renault ini sudah mendapat pengakuan standardisasi dari PBB. Anoa juga digunakan TNI dalam misi perdamaian di Libanon.
"Sudah lama Brunei tertarik, tapi Sultan (Brunei) ingin uji jalan dulu. Ingin yang lebih susah. Kemarin dicoba jalan 100 kilometer untuk melihat panas nggak mesinnya," kata Hartind.
Selain panser, Brunei juga berencana membeli senapan serbu atau SS2. Senjata ini juga buatan PT Pindad.
"Pembelian pertama satu kompi sebanyak 15 unit," katanya kepada Tempo, pekan lalu.Hartind mengatakan ini merupakan rencana pertama dari pembelian sebanyak satu batalion atau total 35 unit panser.
Brunei sudah menguji coba ketahanan kendaraan jenis angkutan personel sedang (Armoured Personnel Carrier/APC) itu. Brunei tertarik karena penser bermesin Renault ini sudah mendapat pengakuan standardisasi dari PBB. Anoa juga digunakan TNI dalam misi perdamaian di Libanon.
"Sudah lama Brunei tertarik, tapi Sultan (Brunei) ingin uji jalan dulu. Ingin yang lebih susah. Kemarin dicoba jalan 100 kilometer untuk melihat panas nggak mesinnya," kata Hartind.
Selain panser, Brunei juga berencana membeli senapan serbu atau SS2. Senjata ini juga buatan PT Pindad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar