Jurnas.com | UPAYA Indonesia memenuhi Minimum Essential
Forces (MEF) akan didukung Serbia. Kedua negara telah sepakat menjalin
kerja sama di bidang pertahanan dengan penandatanganan nota kesepahaman
yang diwakili Menteri Pertahanan (Menhan) kedua negara.
“Pada
tahun 1960-an, Indonesia punya kekuatan pertahanan terbesar di regional,
dan alutsistanya kebanyakan datang dari Yugoslavia, yang sekarang
namanya Serbia,” kata Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro usai
penandatanganan nota kesepahaman RI-Serbia di Kementerian Pertahanan di
Jakarta, Selasa (13/9).
Pertimbangan kerja sama dengan Serbia
didasari oleh teknologi dan mutu hasil industri pertahanan Serbia yang
telah memenuhi standar internasional baik standar NATO maupun standar
negara bekas Uni Soviet atau GOST.
Beberapa produsen amunisi
negara lain seperti Belgia, Spanyol, dan Malaysia, kata Menhan, juga
membeli komponen-komponen tertentu terutama raw material dari Serbia. “Termasuk yang dibeli Indonesia dari Belgia dan Afrika Selatan,” katanya.
Soal harga, produk-produk industri pertahanan Serbia berada di bawah harga produk negara-negara barat. “Karena ketersediaan raw material
dan ongkos buruhnya lebih rendah,” katanya. Maka kerja sama militer
dengan Serbia memiliki prospek menjanjikan. Yakni berupa kelebihan,
kemampuan, atau keunggulan pabrik-pabrik senjata dan amunisi Serbia.
“Ini
bisa digunakan untuk menyempurnakan ujicoba peluncuran roket LAPAN dan
penyempurnaan uji coba mortir buatan Pindad yang belum stabil,” kata
Menhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar