CN-235 & C-295 (www.airforce-technology.com) |
JAKARTA, KOMPAS.com — Pasar internasional membutuhkan sekitar 300 unit pesawat angkut militer kelas menengah hingga tahun 2019. PT Dirgantara Indonesia (Persero) bisa memenuhi kebutuhan dunia itu dengan dua jenis pesawat yang sudah dapat mereka produksi, yakni tipe C-295 dan CN-235.
Demikian isi dokumen Supplement Business Plan PT DI Tahun 2011-2015 yang diterima Kompas di
Jakarta, Minggu (11/9/2011). Dokumen ini secara resmi telah
dipublikasikan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR di
Jakarta pada 8 September 2011.
Perkiraan tentang kebutuhan pesawat
militer yang dihitung Douglas Royce menunjukkan bahwa produksi pesawat
angkut militer ukuran medium pada satu dekade ke depan diperkirakan
mencapai 9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 76,5 triliun. Pesawat yang
masuk ke dalam kelas medium ini, antara lain, Alenia Aeronautica C27J,
EADS CASA CN235, dan C-295.
Douglas Royce juga memperkirakan
produksi pesawat C-295 hingga 2019 akan mencapai 110 unit. Selain itu,
untuk tipe CN-235 diperkirakan akan diproduksi 65-70 unit. Selain untuk
alat transportasi, konsumen juga memanfaatkan kedua jenis pesawat
tersebut untuk kebutuhan patroli laut.
Jenis-jenis pesawat dibagi
atas tiga kelas. Pertama, kelas alat angkut ringan atau yang memiliki
bobot pada saat lepas landas (MTOW) di bawah 20.000 lbs. Kedua, alat
angkut medium dengan MTOW 20.000-80.000 lbs. Ketiga, pesawat pengangkut
kelas berat dengan MTOW di atas 80.000 lbs. (1 lbs setara 453 gram).
Perkiraan
yang dibuat tahun 2010 menunjukkan bahwa hingga 2019 akan ada 510
pesawat militar kelas berat yang akan diproduksi. Adapun pesawat militer
kelas medium akan dihasilkan 300 unit, sedangkan pesawat angkut militer
kelas ringan mencapai 90 unit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar