CN-235 (Airliners.net) |
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Dirgantara Indonesia (PT
DI) meminta tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 2,055
triliun pada 2012. Dana PMN 2012 itu antara lain dibutuhkan untuk
investasi senilai Rp 707 miliar.
Sementara itu PMN yang diminta pada tahun 2011 ini, senilai Rp 1,579 triliun, pun belum jelas pencairannya.
Direktur
Utama PT DI, Budi Santoso, mengungkapkan hal itu di Jakarta, Kamis
(8/9/2011) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI
tentang PMN.
Menurut Budi, PMN yang dimintakan pada tahun 2012 itu
dibagi atas dua termin pencairan. Pertama, dialokasikan dalam APBN 2012
senilai Rp 1 triliun. Kedua, dianggarkan dalam APBN Perubahan (APBN-P)
2012 senilai Rp 1,055 triliun.
"Kami memang mendapatkan PMN
senilai Rp 1,579 triliun dari PPA (PT Perusahaan Pengelola Aset), namun
tidak sedikitpun yang diberikan dalam bentuk uang tunai," ujarnya.
Bahan
paparan yang disampaikan Budi dalam RDP tersebut menunjukkan bahwa dana
PMN tahun 2012 itu akan digunakan untuk tiga keperluan. Pertama,
membayar pengembalian pinjaman dana Rp 675 miliar. Kedua, menambah modal
kerja Rp 673 miliar. Ketiga, kebutuhan investasi Rp 707 miliar.
Dengan
tambahan modal tersebut, PT DI diharapkan mampu mendukung pemenuhan
kebutuhan Alat Utama Sistem Persenjataan Nasional. Selain itu,
mengembangkan produk dan pemasaran CN235 melalui aliansi strategis.
Tahun
2012, PT DI pun berniat bekerja sama dengan perusahaan pesawat
terkemuka. Itu antara lain dilakukan untuk mengembangkan pesawat N219
yang dibiayai lembaga pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar