antasari.net |
12 September 2011, Makassar (Inilah), Kota Makassar sebagai salah
satu kota besar di Indonesia, dalam kondisi menegangkan. Kelompok
separatis menguasai semua alat-alat vital. Pasukan TNI yang ada di darat
semua telah dilumpuhkan. Tak bisa berkutik dan menemui jalan buntu.
Namun, tiba-tiba dari arah laut lepas, KRI Mandar – 514 nampak
melepas lima unit kendaraan amfibi berpenumpang masing-masing limaorang,
melakukan pendaratan di tanah tumbu Losari Makassar.
Dari sini, pasukan dari Korps Marinir akan mengambil alih ibu kota.
Dua tank amfibi mendarat lebih awal dan melakukan serentetan tembakan.
Gunanya, untuk mengacaukan musuh.
Setelah merasa kondusif, tiga tank lainnya ikut merangsek ke darat.
Sebanyak 24 personil Marinir dengan identitas penyamaran menyerbu masuk
ke kota dan melumpuhkan separatis. Alhasil, kota segera dapat diambil
alih.
Tentu saja kejadian itu bukan benar-benar serangan dari kelompok
separatis asli. Serangkaian serangan di atas adalah praktek Jalayudha
yang dilakukan oleh Kadet Tingkat III Akademi Angkatan Laut (AAL) Korps
Marinir Angkatan 58 di tanah tumbuh Losari, Kota Makassar.
antasari.net |
antasari.net |
antasari.net |
Dibawah komandan Latihan Mayor Marinir Arif Handono, calon perwira
ini beraksi di depan umum. Ia mengatakan tujuan latihan pendaratan
terbatas bagi kadet tingkat III Korps Marinir ini agar para kadet dapat
mengaplikasikan teori amfibi yang diterima di kelas.
” Teori yang didapatkan dikelas dipraktekkan di lapangana.
Sasarannya,Diharapkan kadet memiliki mental, pengetahuan dan pengalaman
profesi untuk melaksanakan tugas-tugas dalam pendaratan amfibi sebagai
komandan Satuan Marinir,” jelas Arif Handono.
Pasukan amfibi dikenal sebagai pasukan yang dapat diandalkan setelah
pasukan TNI lainnya yang berada di darat atau di suatu tempat
telahlumpuh. Ciri khasnya, masuk dari laut dengan menggunakan seperti
namanya, bisa beraksi di air termasuk di laut maupun darat.
Aksi para kadet TNI AL ini menjadi perhatian khusus masyarakat
Makassar yang kebetulan di hari Minggu kebanyakan berkonsentrasi di
daerah pantai Losari. Kendaraan yang biasanya mereka hanya lihat di
layar televisi, kini mereka bisa menyaksikan langsung, lengkap dengan
pasukannya.
Antasari.net / Inilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar