JAKARTA, KOMPAS.com — PT Dirgantara Indonesia (DI)
membidik kontrak senilai Rp 3,831 triliun pada tahun 2012 atau meningkat
dibandingkan nilai kontrak yang akan dikejar tahun 2011 sebesar Rp 2,61
triliun.
Badan usaha milik negara ini berharap nilai kontrak
terbesar akan datang dari Direktorat Usaha Aircraft Integration, yakni
Rp 3,015 triliun, yang merupakan lini bisnis utamanya.
Demikian isi dokumen Supplement Business Plan PT DI Tahun 2011-2015 yang diterima Kompas di Jakarta, Minggu (11/9/2011).
PT
DI memiliki empat direktorat usaha, selain Aircraft Integration sebagai
lini utama. Mereka juga memiliki Direktorat Usaha Aerostructure,
Direktorat Usaha Aircraft Service, dan Direktorat Usaha Teknologi dan
Pengembangan.
Pada tahun 2012, Direktorat Usaha Aerostructure
diharapkan dapat menggaet kontrak senilai Rp 149 miliar, Direktorat
Usaha Aircraft Service Rp 178 miliar, dan Direktorat Usaha Teknologi dan
Pengembangan Rp 490 miliar.
Adapun pada tahun 2011 target kontrak
masing-masing divisi adalah Direktorat Usaha Aircraft Integration
senilai Rp 2,275 triliun, Direktorat Usaha Aerostructure Rp 137 miliar,
Direktorat Usaha Aircraft Service Rp 120 miliar, dan Direktorat Usaha
Teknologi dan Pengembangan Rp 78 miliar.
Dengan demikian, lonjakan
nilai kontrak tertinggi secara persentase sebenarnya terjadi pada
Direktorat Usaha Teknologi dan Pengembangan, yakni 5,2 kali lipat.
Business
Plan PT DI tersebut diketahui dari target-target kontrak yang dikejar
pada tahun 2013 mencapai Rp 3,431 triliun; lalu tahun 2014 Rp 3,714
triliun; dan Rp 3,764 triliun.
Dengan kontrak-kontrak itu, PT DI
berharap memperoleh penerimaan senilai Rp 1,717 triliun pada tahun 2011,
Rp 2,691 triliun pada tahun 2012, Rp 3,587 triliun tahun 2013, Rp 3,378
triliun tahun 2014, dan Rp 3,894 triliun pada tahun 2015.
Namun,
untuk itu semua, PT DI membutuhkan investasi senilai Rp 138,04 miliar
tahun 2011, tahun 2012 Rp 750,05 miliar, tahun 2013 Rp 110,15 miliar,
tahun 2014 Rp 94,01 miliar, dan tahun 2015 Rp 10,2 miliar. Dengan
demikian, total investasi yang dibutuhkan hingga 2015 mencapai Rp 1,102
triliun.
Investasi tersebut dibutuhkan agar seluruh kontrak dapat
direalisasikan sebagai penjualan. Adapun target penjualan yang ingin
diraih adalah Rp 1,3 triliun pada 2011, Rp 2,66 triliun pada tahun 2012,
Rp 3,808 triliun pada tahun 2013, Rp 3,346 triliun pada tahun 2014, dan
Rp 3,849 triliun pada 2015.
Direktorat Usaha Aircraft Integration
merupakan usaha inti PT DI yang merupakan bagian yang memproduksi
pesawat terbang dan helikopter. Adapun Direktorat Usaha Aerostructure
memiliki kegiatan utama pembuatan komponen untuk mendukung bisnis
Direktorat Usaha Aircraft Integration dan suku cadang pabrik lain.
Sementara
Direktorat Usaha Aircraft Service memiliki kegiatan utama sebagai
penyedia jasa perawatan pesawat, menyediakan komponen perbaikan, dan
modifikasi pesawat, baik untuk pesawat PT DI maupun non-PT DI. Adapun
Direktorat Usaha Teknologi dan Pengembangan merekayasa dan membuat
rancang bangun pesawat terbang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar