FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/Spt/11 |
Surabaya (ANTARA News) - Percepatan pembangunan postur kekuatan pokok minimum TNI-Al
sudah mendesak diwujudkan. Bukan apa-apa, luas wilayah laut Indonesia
minta ampun luasnya, sampai 5 juta kilometer persegi; sehingga target
2014 untuk mencapai hal itu ditetapkan.
Kepala Staf TNI-AL,
Laksamana TNI Suparno, menyatakan, "Pembangunan kekuatan pokok minimum
sudah menjadi program TNI AL dan kami harapkan sudah bisa dicapai pada
2014." Dia menyatakan hal itu seusai serah terima dua pejabat teras
TNI-AL.
Banyak yang harus disiapkan dan dibeli dalam daftar
panjang keperluan arsenal minimum TNI-AL itu. Di antaraya sejumlah kapal
selam memperkuat dua kapal selam kelas Cakra tipe 209/1300 buatan
galangan kapal Howaldts Werke, Kiel, Jerman.
Kapal-kapal kelas
Parchim eks Jerman Timur hasil pengadaan pada dasawarsa '90-an juga
termasuk dalam daftar yang harus diremajakan. Masih ada lagi calon
pengganti KRI Dewaruci, kapal layar tiang tinggi tipe Barkentin buatan
galangan kapal Stulcken and Sohns, Hamburg, 58 tahun lalu.
Kapal layar ini adalah kapal latih bagi kadet-kadet TNI-AL sejak 1954 dan telah melahirkan ribuan perwira pertama TNI-AL.
Menurut Suparno, keterbatasan anggaran yang didapat dari pemerintah,
membuat TNI-AL kesulitan memenuhi kebutuhan sistem kesenjataan secara
optimal untuk mendukung tugas-tugas operasional.
"Dengan anggaran yang terbatas, kami harus pandai-pandai menyiasati
kondisi itu. Meskipun umurnya sudah tua, tetap digunakan dan
ditingkatkan," katanya.
Untuk 2012, pemerintah menetapkan alokasi
anggaran sebanyak Rp67 triliun untuk kepentingan pertahanan negara.
Jumlah itu masih dibagi lima, yaitu untuk Kementerian Pertahanan, Markas
Besar TNI, TNI-AL, TNI-AU, dan TNI-AD. Beberapa tahun lalu, jumlah dana
dari APBN itu cuma berkisar Rp41 triliun saja.
Kendati dengan kekuatan pokok minimum, Suparno menegaskan, TNI-AL
tetap bersikap profesional dan siap mengemban tugas mengamankan wilayah
kedaulatan Indonesia.
"Dengan letak geografis Indonesia yang sangat strategis dan
dikelilingi wilayah perairan, TNI-AL memang dituntut memiliki kekuatan
yang handal dan tangguh," ujarnya.
Sementara itu, jabatan Pangarmatim diserahterimakan dari Laksamana
Muda TNI Bambang Suwarto kepada Laksamana Muda TNI Ade Supandi yang
sebelumnya menjabat Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL).
Sedangkan posisi Gubernur AAL yang ditinggalkan Laksda TNI Ade
Supandi, dipegang Laksamana Pertama TNI Agus Purwoto yang sebelumnya
Wakil Asisten Operasional Panglima TNI.
Upacara itu dihadiri sejumlah pejabat sipil dan militer, di
antaranya Gubernur Jatim Soekarwo, Gubernur Jateng Bibit Waluyo, Pangdam
Brawijaya Mayjen TNI Gatot Nurmantyo, Kapolda Jatim Irjen Pol
Hadiatmoko, dan mantan KSAL Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar